Kelompok Perikanan Mina Makmur dibentuk pada tahun 2010 dipelopori oleh Kepala Padukuhan Babakan bersama dengan tokoh masyarakat yang melakukan pembuatan kelompok budidaya ikan air tawar, sehingga terkumpul sebanyak 60 anggota kelompok. Untuk melakukan pembangunan membutuhkan dana yang cukup besar sehingga para anggota melakukan iuran dan dibantu dari kas POKGIAT. Untuk mengantisipasi adanya anggota yang tidak aktif pada kegiatan budidaya, maka dibuatlah perjanjian ADART yang berisikan “Apabila terdapat anggota yang tidak lagi aktif untuk kegiatan pembudidayaan maka tidak akan mendapatkan pembagian hasil keuntungan”.Keuntungan yang diperoleh untuk POKGIAT hanya sebesar 10%.
Pada proses pembudidayaan para anggota kelompok di bebaskan untuk membudidayakan berbagai macam ikan air tawar, contohnya seperti ikan lele, nila, patin, bandeng, bawal dll. Namun mayoritas anggota banyak yang membudidayakan Lele. Untuk pakan ikan para anggota mencari suplier pakan SPLA 12. Pakan ini didapatkan dari supplier di daerah Wonosari, dengan pembelian pakan dilakukan secara bersamaan sehingga lebih menghemat waktu dan biaya. Distribusi yang dilakukan oleh para anggota didukung oleh Dinas Provinsi DIY dengan melakukan pertemuan antara pembudidaya dan pedagang ikan air tawar di Yogyakarta . Pertemuan bertujuan mempermudah pembudidaya dan pedagang ikan air tawar untuk melakukan transaksi.
Perkembangan Kelompok
Seiring dengan berjalannya waktu banyak dari para anggota yang dulunya aktif sekitar 60 anggota turun menjadi 10 anggota, setelah itu menurun lagi menjadi 3 anggota saja. Hal ini dikarenakan banyak yang masih bekerja dibidang pertambangan, sehingga tidak fokus ke bidang pembudidayaan. Beberapa anggota dari kelompok pembudidayaan juga membudidayakan sendiri secara pribadi di rumah masing-masing. Penurunan ini tidak hanya disebabkan oleh para anggota yang fokus terhadap pertambangan, akan tetapi ada pula yang disebabkan adanya pencurian.
Pada tahun 2015 bidang perikanan memiliki gangguan keamanan. Hal ini mengakibatkan keresahan para pemilik budidaya, sehingga mereka memutuskan untuk melakukan budidaya individu dijadikan sebagai pekerjaan sampingan, sehingga saat ini kelompok Mina Makmur lebih berfokus pada Kedung Jero.
Sama dengan kelompok yang lain kelompok perikanan ini juga memiliki aset kelompok :
DAFTAR ASET PERIKANAN PADUKUHAN BABAKAN | ||||
Narasumber : Mina Makmur | ||||
NO | ASSET | SATUAN | JUMLAH | KETERANGAN |
1 | Kolam | meter | 1 | Mandiri |
2. | Mesin Air | Buah | 1 | Beli |
3. | Gedung kolam | Meter | 1 | Mandiri |
4 | Blower | Unit | 2 | Program KKP |
5. | Kolam Terpal Bundar | Paket | 12 | Program KKP |
6. | Genset | Unit | 1 | Program KKP |
Dari seluruh aset yang dimiliki dapat dimanfaatkan untuk keperluan masyarakat dalam pengelolaan perikanan maupun dalam kelancaran Deswita Babakan.
Dengan adanya Desa Wisata Babakan ini yang akan di kolaborasikan dengan Kuliner dengan system pemancing melakukan pembayaran sesuai dengan hasil pancingan kemudian dapat dimasak langsung oleh para UMKM yang berada di lokasi dengan sistem pembayaran jasa masak, serta memberikan fasilitas kepada para pemancing. Harapan dari adanya desa wisata ini para pemancing akan lebih banyak yang berkunjung tidak dengan hanya pada saat event tahunan. Serta menjadikan peningkatan perekonomian bagi para masyarakat desa babakan. Selain mengadakan event memancing.
Potensi Pariwisata Perikanan Mina Makmur
Kedung Jero juga memiliki beberapa potensi yang dapat di kembangkan misalnya membuat berbagai wahana air seperti bebek-bebekan yang dapat dipakai untuk semua kalangan usia, membuat bola air transparan,flying board yang masih jarang ditemui, ataupun wahana flying fox. masyarakat ada pula yang mengambil ikan di area sungai dengan menggunakan jala, bubu, dll. Akan tetapi hal ini dilakukan hanya untuk konsumsi bukan menjadi suatu bidang usaha.