Home ยป Jembatan Pandansimo, Gerbang Progo dari Selatan

Jembatan Pandansimo, Gerbang Progo dari Selatan

jembatan pandansimo, gerbang progo dari selatan

Jembatan Pandansimo atau Jembatan Srandakan III dibangun sebagai penghubung Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS) di Kabupaten Kulonprogo dan Kabupaten Bantul. Berlokasi tepat berada di depan Desa Wisata Babakan. Menghubungkan titik barat, posisi JJLS di Trisik, Desa Kranggan, Kecamatan Galur dan di sisi timur, JJLS di Pandansimo, Padukuhan Ngentak, Poncosari, Srandakan, Bantul. Jembatan akan mulai dibangun tahun 2023 ini, dan diharapkan dapat selesai sebelum tahun 2025.

Dengan panjang total sekitar 1900 meter, Jembatan Pandansimo akan menjadi jembatan terpanjang ketiga di Pulau Jawa. Terpanjang saat ini adalah Jembatan Suramadu di Jawa Timur 5,4 kilometer dan Jembatan Pasupati di Bandung, Jawa Barat dengan panjang 2,8 kilometer.

Jalur Wisata Pantai Selatan Jogja

Dengan dibangunnya Jembatan Pandansimo, maka akses ke pantai selatan Bantul menjadi lebih singkat. JJLS kemudian menjadi jalur pokok dari arah Jawa Barat dan Jawa Tengah bagian barat, New Yogyakarta International Airport, Kawasan Wisata Pantai Bantul seperti Pantai Goa Cemara dan sebagainya. Dilanjutkan melewati Jembatan Kretek II yang baru saja dibuka tahun ini menuju Gunungkidul hingga Jawa Timur dan sebaliknya.

Desa Wisata Babakan persis berada di ujung timur Jembatan Pandansimo, dengan titik sudut pandang menyerong menghadap matahari tenggelam. Letak strategis ini yang kemudian menguatkan destinasi Gerbang Progo di Desa Wisata Babakan.

Kawasan Burung Migran Muara Progo

Sempat ada kontroversi tentang pembangunan jembatan ini yang posisinya persis di kawasan burung migran Muara Progo. Namun sejalan dengan itu, kemudian melalui banyak pertimbangan akhirnya terwujud desain yang spesifik. Dikutip dari sosial media pemerintah, desain arsitektur jembatan mengedepankan unsur tradisional dan penghijauan, yang sejalan dengan konservasi dan budaya.

jembatan pandansimo

Kawasan bangun jembatan ini akan ditanami sejumlah pohon, diantaranya adalah pohon Cemara Udang (Casuarina equisetifolia), yang memang tahan terhadap cuaca pantai dan uap air laut.

Gubernur DIY Sri Sultan HB X memberi masukan mengenai jembatan Srandakan III ini, dan Sultan juga meminta Jembatan Srandakan III diberi nama Jembatan Pandansimo, sesuai dengan letaknya.

Arsitektur Jembatan Pandansimo

Pemenang lelang desain Jembatan Srandakan III sudah ditetapkan, dan kemudian arsitek Yori Antar yang dipercaya merancang Jembatan Pandansimo. Proyek ini akan dirancang dengan nuansa tradisional daerah serta penghijauan dengan menggunakan material lokal. Dalam desainnya, juga disediakan area bagi pejalan kaki, jalur joging, dan ruang terbuka hijau untuk masyarakat. Proyek infrastruktur PUPR dengan anggaran sekitar 800 milyar ini tidak cuma berfungsi sebagai jembatan penghubung, tetapi juga menjadi generator ekonomi dan tetap menampilkan ikon budaya. Salah satunya adalah Desa Wisata Babakan.

Jembatan Pandansimo sebagai Gerbang Progo dari Selatan

Titik bangun jembatan dari Pandansimo – Kranggan, dan berada persis di Muara Progo, seolah-olah menjadi sebuah gerbang dengan panjangnya Sungai Progo. Sejalan dengan itu, tepat di depan jembatan sisi timur juga terdapat destinasi Gerbang Progo, Desa Wisata Babakan.

Letak destinasi ini sangat proporsional, mempunyai sudut pandang yang tepat arah sunset atau matahari terbenam, merupakan sudut terbaik dan paling aman untuk menikmati keindahan jembatan. Didukung pula dengan pemandangan keasrian Pulo Tengah delta Progo, serta lalu lalang pesawat take off dan landing bandara di kejauhan. Pemandangan ini menjadi sempurna ketika sore menuju malam.

Share :