Untuk wisatawan penyuka kuliner, di Desa Wisata Babakan dapat ambil bagian dalam workshop membuat tempe. Dipandu oleh pengelola industri tempe koro Berlian Progo, pengunjung dapat mengikuti praktek pembuatan tempe koro, mulai dari penanaman bibit koro pedang sampai pemanenan koro pedang yang siap produksi, kemudian mengikuti proses pembuatan tempe koro hingga selesai, juga dapat mengolah tempe koro menjadi inovasi produk lainnya.
Workshop membuat tempe koro berdurasi sekitar 4 jam, meliputi pengetahuan bahan, merendam, merebus, mengusar, dan membungkus. Peserta juga bisa mencicip hasil matangnya.
Biaya paket 250.000/orang, sudah termasuk welcome drink dan makan siang. Termasuk juga hasil olahan tempe bisa dibawa pulang untuk oleh-oleh.
Yang unik dari workshop membuat tempe koro ini adalah prosesnya yang masih menggunakan cara tradisional. Mulai dari penanaman, pengelolaan, perebusan, dan proses peragian memakai usar. Usar adalah jamur tempe yang disimpan dalam lembar daun waru. Selain itu pengemasan masih menggunakan bungkus daun. Hal ini diwujudkan untuk program konservasi alam, dengan lebih menonjolkan gerakan non plastik, dan mengangkat sisi budaya lokalitas dengan tata cara tradisional.
Sekilas Industri Tempe Koro
Industri tempe koro Berlian Progo mempunyai sejarah tersendiri. Pengelola usaha, yakni kelompok wanita mandiri “Berlian Progo”. Nama ini berasal dari kata ‘berlian’ yang diharapkan usaha tempe koro di Padukuhan Babakan selalu bersinar seperti berlian walaupun terdapat hambatan tapi tetap bisa dilewati.
Kemudian kata ‘progo’ karena lokasi penanaman kacang koro di bantaran sungai progo, dan tempat industri tempe koro yang berada disamping progo.
Industri tempe diawali sebagai usaha rintisan beranggotakan 15 orang untuk mengelola industri pembuatan tempe koro. Usaha rintisan merupakan usaha non-profit dimana hasil dari produksi belum dapat dinikmati atau dibagi kepada anggota kelompok. Kelompok “Berlian Progo” beranggotakan ibu-ibu dari Padukuhan Babakan dengan sistem keanggotaan sukarela atau relawan. Hasil yang didapatkan dari penjualan tempe koro akan dikumpulkan dan dibagikan setiap satu tahun sekali pada saat sebelum lebaran sesuai dengan posisi masing-masing. Industri ini kemudian berkembang dan cukup banyak menyerap tenaga kerja mulai dari penanaman, pemrosesan, hingga pengolahan sebagai makanan siap saji.