Kalau membahas tentang jajanan pasar, Indonesia mempunyai banyak macam jajanan yang menggugah selera, salah satunya adalah cenil. Kue tradisional dari Pulau Jawa ini terbuat dari tepung singkong atau tepung tapioka yang identik dengan warna merah, hijau dan putih. Teksturnya yang kenyal dan berwarna-warni juga menjadi asal mula dasar penamaan makanan ini.
Tidak hanya enak, juga termasuk jajanan legendaris. Karena sudah ada sejak masa lampau, bahkan dimungkinkan sejak abad ke-8 di era Mataram Kuno. Kemudian menjadi populer di jaman penjajahan, dimana terjadi kesulitan bahan pangan. Awalnya cenil dibuat oleh masyarakat di Pulau Jawa karena pada masa itu Indonesia sedang dilanda paceklik kekurangan stok bahan pangan terutama beras. Sehingga pada waktu itu cenil bukanlah menjadi jajanan seperti pada saat ini. Menjadi makanan pokok karena masyarakat sulit mendapatkan beras. Atas dasar tersebut, sering dikaitkan dengan makan kelas menengah ke bawah. Padahal makanan ini termasuk salah satu bentuk ketahanan pangan di Indonesia.
Cenil Periode Sekarang
Selain itu, dibalik rasanya yang manis kue ini juga mempunyai filosofi yang mendalam. Kue cenil dibuat menjadi teksturnya kenyal dan lengket melambangkan bahwa masyarakat Indonesia mempunyai persaudaraan yang erat selengket cenil. Ditengah situasi paceklik masyarakat Indonesia saling membatu untuk keluar dari krisis pangan dengan membuat inovasi makanan pengganti beras sebagai karbohidrat.
Seiring perkembangan jaman dan meningkatnya ekonomi dan ketahanan pangan, kemudian menjadikan jajanan khas Jawa ini semakin sulit ditemukan. Di beberapa desa wisata di Bantul dan pasar tradisional Jogja, panganan ini masih ada, dan cukup dilestarikan, meski bentuk, kemasan, dan varian rasa sudah banyak perkembangan.
Untuk yang kangen dengan suasana tempo dulu sembari menikmati kue yang manis dan kenyal ini, bisa didapatkan di Pasar Kenangan, Gerbang Progo, Desa Wisata Babakan. Pasar Kenangan buka setiap hari Minggu mulai jam 07.00 pagi. Selain cenil, juga banyak kita temukan jajanan lokal dengan nuansa khas pedesaan yang lain disini. Sembari menikmati sepoy semilir angin Muara Progo. Pun juga tersedia banyak permainan tradisional tempo dulu untuk anak-anak dan seluruh keluarga tercinta.